Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah akan mempermudah proses impor bahan baku bagi importir produsen yang terkena dampak wabah virus corona. Semenjak wabah corona, pasokan bahan baku bagi industri manufaktur domestik terhambat karena persoalan produksi dan distribusi terutama dari China.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah mengidentifikasi 500 importir yang reputasinya baik. Sehingga akan dilakukan pelonggaran dalam proses impor bahan baku agar lebih memperlancar pasokan bahan baku bagi industri.
“Bea cukai sudah mengidentifikasi 500 reputable importer yang selama ini adalah menguasai 40% dari keseluruhan impor bahan baku di Indonesia, untuk mereka yang reputable itu, bisa dilakukan langkah-langkah penyederhanaan, sehingga kecepatan mereka dalam melakukan impor, saat RRT sudah melakukan lagi produksinya segera bisa dilakukan,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (2/3).
Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, industri seperti plastik, tekstil, alas kaki, baja, hingga petrokimia di Indonesia banyak bergantung pada pasokan bahan baku dari China.
“Maka, tadi Pak Presiden minta kita semuanya untuk mempermudah impor bahan baku. Jadi 40 persen dari impor kita itu mestinya dibebaskan melakukan pengadaan bahan baku agar mereka tidak terhalang perizinan surat dan lain-lain,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui sejumlah industri di Indonesia terkena dampak wabah virus corona yang kini sudah masuk Indonesia.
Sektor-sektor lainnya yang terdampak wabah corona, antara lain elektronika, bahan baku farmasi, dan bahan baku tekstil, maupun baja. Pemerintah akan memberikan kemudahan impor bagi bahan baku impor untuk industri agar lancar seperti perizinan dan syaratnya. Bagi importir yang reputasinya baik diharapkan dipermudah tidak perlu ada lagi ketentuan lartas (larangan dan pembatasan).